BOGOR – Perguruan tinggi memiliki peran penting bagi kemajuan sebuah bangsa. Sebab pendidikan di universitas bisa dianggap sebagai jembatan seseorang untuk menjadi wiraswasta, profesional, atau bahkan akademisi.
Karena itu, perguruan tinggi yang berkualitas dan memiliki relevansi dengan dunia nyata diyakini akan menghadirkan lulusan yang mandiri, kolaboratif, dan inovatif yang pada akhirnya menggerakkan ekonomi dan sosial di berbagai sektor kehidupan.
Oleh sebab itu, pemerataan kualitas pendidikan di semua universitas harus dilakukan. Sebab, menurut Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dikti Ristek), Kemendikbud Ristek, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D., IPU, Asean Eng. saat ini dunia kerja tidak lagi melihat ijazah seseorang dari lulusan universitas mana, tapi lebih melihat ke kemampuan seseorang.
“Untuk itu ada beberapa perusahaan yang tidak lagi melihat IPK, tapi lebih orang ini bisa apa, maka dari itu kita selalu mendukung perguruan tinggi di indonesia ini perguruan tinggi yang unggul, kokoh, maju dan berkualitas,” paparnya.
Dan pada tahun 2022 ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melanjutkan program kerja yang telah dijalani sebelumnya. Terkhusus dalam bidang Pendidikan Tinggi, salah satu program yang akan terus digelorakan adalah Transformasi Pendidikan Tinggi melalui Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Hal ini menjadi penting. Karena angka partisipasi kasar pendidikan tinggi masih berkisar 31%. Diharapkan program-program seperti KIP Kuliah, kolaborasi antar perguruan tinggi dan industri dapat menjadi solusi untuk meningkatkan angka persentasi tersebut.
Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah III, Provinsi D.K.I. Jakarta yang dikenal sebagai LLDikti Monas bertugas untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi pun menjalankan amanah tersebut berdasarkan Permendikbud Nomor 35 Tahun 2021, yaitu secara administratif berkoordinasi teknis dengan Sekretariat Jenderal Kemendikbudristek, Direktorat Jenderal Diktiristek, dan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, LLDikti Wilayah III memfasilitasi 297 Perguruan Tinggi Swasta (PTS), 1878 Program Studi, 23.838 Dosen Tetap, dan 640.471 Mahasiswa serta 5 Perguruan Tinggi Negeri (PTN), salah satunya adalah dengan mengadakan acara Rapat Koordinasi Daerah (RAKORDA) bersama Pimpinan Perguruan Tinggi di lingkungan LLDikti Wilayah III dengan tema “Kampus Merdeka dari Jakarta untuk Indonesia.”
“Dalam rangka mencetak lulusan pendidikan tinggi yang dapat diserap secara optimal oleh dunia usaha dan industri, kami akan terus mendorong perguruan tinggi di lingkungan LLDikti Wilayah III dalam peningkatan mutu melalui 8 Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi dan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM),” papar Kepala LLDikti Wilayah III, Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani, M.P.
Rektor Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Prof. Dr. Rudy Harjanto, M.Sn. pun mendukung sepenuhnya langkah dari pemerintah tersebut. Prof. Rudy memaparkan bila Universitas Moestopo memprioritaskan peningkatan kualitas pendidikan selain belajar di kampus sesuai arahan dari pemerintah.
“Kami juga melakukan kerja sama, diantaranya dengan Universitas Capital Normal University di China untuk pertukaran dosen dan mahasiswa, pembelajaran bahasa asing,” kata Prof. Rudy.
Sementara untuk kerjasama antar kampus di Indonesia, Universitas Moestopo, lanjut Prof. Rudy sudah menjalankannya dengan berbagai kampus, terutama untuk kerjasama dengan institusi yang memiliki prodi yang tidak terdapat di dalam Universitas Moestopo seperti terkait seni dengan ISI Jogya, ISBI Bandung, dan ITB serta terkait Ilmu Filsafat dengan UGM.
“Kami juga banyak melakukan kerja sama dan praktik keilmuan dengan Kemenpora, BUMN, para pelaku dunia usaha dan juga melakukan penelitian dan pelatihan kewirausahaan, UMKM, serta penelitian yang melibatkan masyarakat setempat,” jelas Prof. Rudy.
Dengan semua langkah yang sudah dilakukan tersebut, Prof. Rudy berharap Universitas Moestopo dapat memberi warna baru sekaligus memberi sumbangsih nyata pada kemajuan pendidikan tinggi di Indonesia. (*)