DENPASAR  – Dalam rangka silaturahmi dan mengangkat kebudayaan Nusantara, Kanjeng Pangeran Haryo Widodo Notohadinegoro melakukan perjalanan ke Bali tepatnya Pura Dalem Solo pada hari Sabtu sampai dengan minggu  (12-13/06/2022).

Kanjeng Pangeran Haryo Widodo Noto Hadinegara mengungkapkan ia ke Bali dalam rangka silaturahmi dan mengangkat kebudayaan Nusantara menjadi jati diri bangsa jangan sampai tergoyahkan kebudayaan Nusantara. Kebudayaan  nusantara ini harus menguasai bangsa Indonesia bukan menjadi penonton di negeri sendiri.

 

“Jangan sampai kita melupakan budaya leluhur akan jati diri Nusantara dan selanjutnya akan ke Solo . Saya bersama istri melakukan perjalanan ke Bali untuk misi silaturahmi dan mengangkat kebudayaan Nusantara menjadi jati diri bangsa, serta jangan sampai melupakan kebudayaan Nusantara yang adi luhung menjadi satu kesatuan Nusantara,” kata KPH Widodo Noto Hadinegara


Rizky menjelaskan, pertama-tama  mengucapkan terima kasih telah diundang. Menurutnya, ia  diundang sesepuh Kanjeng Pangeran Haryo Widodo Noto Hadinegara yang kebetulan ke Pura Dalem Solo di Bali dalam rangka doa dan silaturahmi serta bulan purnama dengan menampilkan Tari Bedayan Cahya Tjakranegara. Karena di dalam tarian tersebut ada interaksi dua alam atau dua dimensi yang bisa dikolaborasikan berupa tari. Di mana dalam menciptakan tarian ini perlu melakukan beberapa ritual.

“Kami berterima kasih kepada Kanjeng Pangeran Haryo Widodo Noto Hadinegara yang telah mengundang sanggar kami untuk menampilkan Tari Bedayan Cahya Tjakranegara dan tembang Macapat. Dimana Tari Bedayan Cahya Tjakranegara merupakan tarian yang sakral untuk menyambut tamu agung seperti raja atau pangeran dan lainnya.” ungkap Rizky Niswarini Utami S.Sn pimpinan sanggar tari & modelling Rizky Budoyo Jatim.(msa)