KOTA BEKASI – Warga Teluk Pucung Kecamatan Bekasi Utara dihebohkan oleh penemuan diduga benda bersejarah, Tri Adhianto bersama Dinas Bina Marga mencoba mengangkat benda tersebut untuk diteliti lebih lanjut.

Menurut penuturan informasi dari warga setempat, keberadaan batu tersebut sudah ada sejak zaman dahulu, jauh sebelum warga setempat mendirikan bangunan rumah.

Berat utuh batu tersebut belum diketahui, untuk satu batu yang tanggal atau angkat saja diperlukan mobil Dinas Bina Marga untuk mengangkatnya.

Benda tersebut sangat mirip dengan batu purbakala era kesultanan banten abad ke 17, yang dimana batu tersebut biasa dipergunakan masyarakat untuk memproduksi gula pada masa itu dikelola oleh orang-orang Cina.


Gula merupakan salah satu hasil produksi dari tanaman tebu di masa Kesultanan Banten pada abad ke-17 sampai abad ke-18. Produksi gula masa itu dikelola oleh orang-orang Cina di daerah Pecinan, Kelapadua, hasilnya dijual ke Batavia untuk selanjutnya diekspor ke Cina dan Jepang.

Daerah Pecinan, Kelapa dua, hasil dijual ke Batavia untuk selanjutnya diekspor ke Cina dan Jepang. Alat produksi gula pada masa itu menggunakan batu penggilingan. Masyarakat Banten tempo dulu menyebutnya kilang yang digerakkan oleh hewan sapi.

Alat pemeras tebu koleksi Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama.
Tiga batu silindris, memiliki gerigi yang dipahatkan pada salah satu bagian ujung atau tepian mengelilingi lingkaran batu. Satu di antara ketiga buah batu berukuran tinggi 65 centimeter, garis tengah 71 centimeter. Gerigi berjumlah 13 buah, dipahatkan mengelilingi lingkaran batu pada salah satu ujung atau sisi tepi batu. Deretan pahatan gerigi terdapat sebuah lubang dengan garis tengah 6 centimeter yang tembus ke dua sisi batu. Sebuah lubang berbentuk segi delapan dengan kedalaman 18 centimeter terdapat di bagian tengah salah satu permukaan batu.

Tri Adhianto selaku Plt Wali Kota Bekasi mengatakan akan coba mengamankan benda tersebut untuk diteliti lebih lanjut, yang kemudian akan ditempatkan dimuseum cagar budaya. Jumat (24/06/22)

“Penemuan batu sejarah ini akan kita proses diteliti lebih lanjut, jika memang benar batu bersejarah, batu tersebut akan kita tempatkan di museum cagar budaya,” ungkap Tri Adhianto.

Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Aliuddin. VOC mendapatkan gula yang sangat laku di pasar perdagangan Eropa. Dalam kebutuhan tenaga kerja, para pemilik pembudidayaan dan pabrik penggilingan tebu, menggunakan tenaga kerja wajib yang diberikan oleh penguasa lokal. Pada awal abad ke-17 mengembangkan pembudidayaan tebu di Banten sebagai komoditas perdagangan baru yang dianggap memiliki prospek cerah bagi perekonomian Belanda. Dikutip https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbbanten/alat-pemeras-tebu-di-museum-situs (Wan/Hms/Adv/Fathir)