SIDOARJO – Memperingati hari wayang sedunia yang jatuh pada tanggal 04/11/2022) setiap tahunnya, Persatuan Pedalangan Indonesia ( Pepadi ) cabang Sidoarjo mngadakan pagelaran wayang kulit.

Ketua panitia Vernanda Dimas Ferdiansyah dari Universitas Negeri Surabaya ( UNESA) Jurusan Bahasa dan Sastra Daerah mengatakan kegiatan ini pertama kalinya dilakukan dan bekerja sama dengan Pepadi cabang Sidoarjo dan bisa ikut andil dalam kegiatan ini sehingga bisa terselenggara dengan sukses.

“Pagelaran wayang kulit pertama kalinya bekerja sama dengan Pepadi,” kata Vernanda

“Generasi muda seharusnya mengenal dan mempertahankan wayang yang merupakan warisan budaya Indonesia,” kata dia.

Menurutnya, generasi milenial sebaiknya mengenal dan mempertahankan serta mengembangkan wayang, karena wayang  merupakan salah satu budaya Nusantara. Pengenalan wayang bisa melalui berbagai media termasuk melalui Flash mob yang sebetulnya budaya luar tetapi dengan disisiplin budaya lokal seperti wayang. “Pada kesempatan ini juga mengadakan pameran wayang dengan menampilkan wayang dari Jawa Timur dan Surakarta,” ujar Vernanda.

Firmansyah Andhika Pratama mahasiswa dari UNESA salah satu dalang generasi milenial menjelaskan jika dirinya sejak  kecil sudah diperkenalkan kebudayaan terutama wayang kulit oleh orang tua dengan cara diajak nonton wayang. Dari nonton wayang menjadi tertarik dan mendalami akan pedalangan. Sehingga saat ini bisa menjadi salah satu dalang muda.

“Saya mencintai wayang dari orang tua. Beliau sering mengajak nonton wayang kalau ada pagelaran,” kata Firmansyah

Untuk saat ini di era globalisasi dan informasi yang cepat generasi muda tetap bisa mengakui dan mempertahankan serta mengembangkan wayang, karena wayang milik Indonesia dengan cara kita mengakui wayang milik kita secara langsung atau tidak sudah mempertahankan budaya Indonesia termasuk wayang.

“Generasi milenial seharusnya mengakui wayang milik kita, milik Indonesia,” imbuhnya.

Ki Surono Gondo Taruna S.Sn., M.Si. wakil ketua Pepadi cabang Sidoarjo mengungkapkan wayang merupakan karya seni yang agung karena memiliki filosofi yang sangat mendalam, wayang juga merupakan gabungan dari beberapa seni, seperti seni rupa, seni suara, seni musik, seni tari dan lainnya. Dengan wayang bisa menyampaikan pesan pemerintah, motivasi kepada masyarakat luas.

“Wayang merupakan karya seni yang agung dan memiliki filosofi yang agung. Dan bisa digunakan untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat,” kata dalang Surono.

“Seni wayang merupakan tauladan bagi manusia karena mengandung estetika, etika, budi pekerti yang tinggi,” tambahnya.

Wayang merupakan seni yang menjadi tauladan di dunia dan akherat, ada etika, estetika, didikan budi pekerti atau moral. Contoh, Prabu Puntadewa yang tidak memakai mahkota, menunjukkan karakter yang tidak duniawi, tidak suka pamer kekayaan hanya memakai gelung keling. Kalau diartikan gelung sudah manunggal dengan Tuhan, keling nyekel iling “Ingat akan Tuhan”.

(msa)