PALU – Selasa 30 Mei 2023 sejumlah elemen masyarakat, media, NGO dan pegiat media sosial menyambangi lokasi proyek hunian tetap (huntap) 2E Petobo. Sore yang mendung disertai gerimis itu setelah sebelumnya hujan mengguyur hampir di seluruh wilayah kota Palu.

Kami yang tergabung dalam konsorsium Relawan Pasigala bermaksud melihat dari dekat progres pekerjaan huntap petobo seperti apa kondisi terkini pembangunan huntap yang di gawangi oleh PT Nindya Karya sang pemenang tender ini. “Namun sangat disayangkan, dipenghujung Kontrak Karya senilai 69 Milyar, PT Nindya Karya berjalan bagai keong. Lamban dan terkesan jalan ditempat,” ungkap mereka.

Diatas lahan seluas 14.8 hektar tersebut bakal dibagun 535 huntap berteknologi rumah instan sederhana sehat (Risha). Penggunaan teknologi risha ini konon untuk memastikan ketahanan dan keamanan bangunan sehingga warga penerima manfaat hunian tetap tidak perlu merasa khawatir dengan ketahanan bangunan.

PT Nindya Karya selaku kontraktor pelaksana pembangunan huntap 2E Petobo terkesan tertutup saat konsorsium Relawan Pasigala membutuhkan informasi ter-update perihal progres pembangunan huntap tersebut. Bahkan security perusahaan BUMN itu sengaja menghalang-halangi media untuk bertemu dengan atasannya.

Seperti kata pepatah; jauh panggang dari api. Mimpi para penyintas gempa dan liquifaksi petobo untuk segera menmpati rumah-rumah mereka secara tepat waktu gagal terwujud.

Setali tiga uang dengan Kegiatan Pembangunan Infrastuktur Pemukiman I. Kontrak jumbo senilai Rp65 Milyar ini ditenggarai bakal ikut terbengkalai.

Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Pembangunan Perumahan Kementerian PUPR Erfika yang di konfirmasi terkait lambannya progres pekerjaan huntap 2E Petobo oleh PT Nindya Karya tidak menjawab secara teknis pesan watsapp yang dikirimkan ke nomornya. Dia terkesan pelit bicara. Dia hanya membalas singkat pesan watsapp yang dikirim ke nomornya.

“Sebaiknya untuk wawancara ke kantor balai saja dan bertemu kabalai,” kata Erfika via pesan watsapp.

(Joemain)