PALU – Tim futsal kejaksaan tinggi (kejati) sulawesi tengah, mengalahkan tim futsal forum wartawan kejaksaan (forwaka) dengan skor 6 – 1, di stadion mini gelora bumi kaktus (GBK) Palu, Jumat sore kemarin.
Tim futsal kejati sulteng yang dimotori oleh kajati dan wakajati ini, unggul lebih dulu saat pertandingan baru berjalan 1 menit.
Randi Andi Bahar, penjaga gawang tim wartawan, akhirnya memungut bola dari gawangnya sendiri setelah sebuah sepakan kaki kiri dari kajari palu membentur tiang gawang kemudian memantul dikepala bagian belakang kiper senior tim wartawan ini, dan — goll — bola dinyatakan masuk oleh wasit skorpun berubah menjadi 1 – 0 untuk tim kejati.
Pertandingan kedua tim berlangsung dalam tempo tinggi. Kedua tim terlihat saling serang sejak menit awal. Tim kejati sulteng yang menurunkan pemain-pemain lapis utama dimotori oleh duet kajati dan wakajati mampu mengimbangi permainan taktis dari tim wartawan yang dimotori Matre dan kawan-kawan.
Namun pada pertengahan babak pertama, lagi-lagi kajari palu Irwan berhasil membobol gawang tim wartawan yang dijaga Randi Andi Bahar dan skor bertambah menjadi 2 – 0 untuk tim kejati.
Pada akhir babak kedua, wakajati sulteng Emilwan Ridwan menutup papan skor menjadi 6 -1 untuk tim kejati setelah sebelumnya kajati sulteng Agus Salim memborong 2 gol masing-masing pada babak pertama dan 1 gol lagi pada babak kedua.
Usai laga Kajati Sulteng Agus Salim SH, MH, mengatakan, pada ertandingan kali ini kita bukan mencari menang dan kalah. Namun kita selalu mengedepankan sportivitas, soliditas dan kekompakan diantara kita.
“Ini adalah salah satu ivent yang menyatukan perbedaan-erbedaan sehingga didalam media semacam futsal ini tidak ada skat lagi. Kita sama-sama membangun diri supaya kedepan hubungan pemerintah provinsi khususnya Kejati dapat berjalan dengan baik,” kata Agus Salim.
Pertandingan futsal ini dilaksanakan dalam rangka peringatan hari Bakti Adhyaksa ke- 63. Selain itu Kejati Sulteng juga mengadakan berbagai kegiatan lainnya seperti pertandingan tenis lapangan, tenis meja, tari Tobelo (budaya lokal Sulteng), dan turnamen domino. Selain itu, juga dilakukan kegiatan sosial seperti kunjungan ke panti-panti asuhan, bedah rumah, dan penanganan stunting. (Joemain)