ACEH TIMUR – Sejak Minggu, 24 September hingga hari ini Rabu, 27 September 2023 masyarakat Gampong Panton Rayeuk T Kecamatan Banda Alam masih berada tenda pengungsian akibat dampak dari bocornya gas beracun milik perusahaan PT Medco.
Dihari ke tiga jumlah pengungsian sudah mencapai 678 jiwa dari 193 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari anak-anak hingga orang dewasa masih bertahan di tenda pengungsian kantor camat setempat.
Para pengungsi lebih memilih bertahan di pengungsian, karena mereka belum berani kembali kerumahnya dikarenakan kondisi udara disekitar pemukiman warga setempat masih tercemar akibat dari kebocoran gas milik PT Medco yang sedang melakukan kegiatan perawatan fasilitas sumur di lapangan gas Alur Siwah.
Di lokasi pengungsian Rabu, 27 September 2023 terlihat, ada dua tenda pengungsian yang disiapkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur dan tiga ruang dikantor camat yang di pakai oleh pemgungsi, ruang camat, ruang Mushalla dan ruang Aula sejak Minggu, 24 September 2023 malam.
Selain itu, BPBD Aceh Timur juga menyediakan fasilitas lain seperti dapur umum dan air bersih untuk kebutuhan warga Panton Rayeuk T yang mengungsi akibat kebocoran gas milik perusahaan PT Medco tersebut.
Tgk Zulfikar salah seorang pengungsi kepada BG-I mengatakan, dirinya belum berani pulang kerumahnya karena takut tercium bau gas beracun di sekitar rumahnya, ucapnya pada Rabu 27 September 2023.
“Saya hanya pulang mengambil perlengkapan kebutuhan seperti baju dan lainnya serta melihat rumah dan ternak binatang kami saja, setelah itu langsung kembali ke pengungsian,” katanya.
Sementara itu, Mahmud Keuchik Panton Rayeuk T mengatakan selama di pengungsian, masyarakatnya tertangani dengan baik oleh pemerintah dan perusahaan sehingga tidak ada kendala yang berarti.
“Kami menunggu instruksi dari pemerintah, kalau kondisinya sudah membaik dan diperbolehkan kembali dari Pengungsian, maka kami akan kembali ke desa, jika kondisi udaranya masih buruk, maka kami memilih bertahan,” ujarnya.
Camat Badan Alam, Iskandarsyah, SE.M.Ap mengatakan, para masyarakat yang mengungsi tidak berani pulang ke desa jika tidak ada jaminan dari pihak perusahaan.
“Tadi malam, terjadi mediasi dari jam 17.00 Wib (5 sore) sampai 22.00 Wib (10 malam) antara masyarakat korban dengan pihak perusahaan, ada beberapa hal yang telah disepakati bersama,” sebutnya.
Ada beberapa poin yang disetujui antaranya, tambah Iskandarsyah, perusahaan Medco bersedia membayar kompensasi sebesar Rp 500 ribu per hari untuk setiap KK, adannya beasiswa bagi anak berprestasi sertakan perusahaan menyediakan alat yang mengukur H2S dan pengukuran arah mata angin yang dipasang di beberapa titik.
“Hari ini akan dilakukan pengecekan dilapangkan, jika kondisinya membaik maka masyarakat akan dipulangkan,” pungkasnya. (Hasan Basri Maken).