SIDOARJO – Gerakan Gusdurian Surabaya (Gerdu) melaksanakan seminar terbuka Indonesia Rumah Bersama: Memperluas Ruang Demokrasi, yang dilaksanakan pada hari Senin, 11 Desember 2023 di Universitas 17 Agustus 1945 dengan dihadiri oleh mahasiswa aktif dan umum, serta jaringan Gusdurian Surabaya Roemah Bhineka, Puan Hayati, Jama’ah Ahmadiyah Surabaya, ABI (Ahlul Bait Indonesia) Surabaya, WKRI (Wanita Katolik Republik Indonesia) Surabaya, dan masih banyak lagi jaringan yang hadir turut memeriahkan seminar terbuka ini.
Selain itu, Acara seminar tebuka ini juga dihadiri oleh tiga narasumber, yaitu Dr. Merry Fridha T, M.Si , Abdul Gafur, S.STP, M.Si, dan Jay Akhmad dengan materi yang berbeda sesuai dengan tema demokrasi yang dibahas seluas-luasnya. Setiap pemateri menjelaskan materinya dengan menarik dan mudah dipahami oleh peserta.
Seminar terbuka kali ini dilaksanakan dalam rangka Haul Gus Dur yang ke-14. Demokrasi menjadi piihan tema dalam seminar terbuka ini. Hal ini dipilih karena mengingat akan dilaksanakannya pemilu pada Februari mendatang.
Acara ini dimulai pada pukul 09.30 WIB dengan Tari Remo dan Pagar Nusa sebagai pra acara. Seminar ini juga dibuka dengan sambutan oleh Koordinator Gusdurian Surabaya dan Ketua Yayasan Universitas 17 Agustus 1945, yaitu Subekti. Ia sangat antusias dengan segala rangkaian acara yang dilakukan oleh Gusdurian Surabaya termasuk acara seminar terbuka ini. Tema demokrasi yang diusung kali ini mendapat antusiasme yang baik dari ketua Yayasan Universitas 17 Agustus 1945.
“Apapun tentang demokrasi tergantung dari tiga hal, yaitu infrastruktur politik, budaya politik, dan lembaga politik,” ujarnya.
Tahun 2024 menjadi tahun pemilu dimana kita akan menyambut bersama. Dengan adanya seminar terbuka ini, menjadi ajang untuk me-recall dan memaknai kembali bagaimana demokrasi di Indonesia saat ini. Beberapa seniman, aktivis, mengatakan bahwa saat ini demokrasi di Indonesia mengalami resesi, salah satunya kita bisa melihat ruang-ruang publik untuk menyampaikan kritik. Selain itu, melemahnya pengawasan lembaga legislatif dan eksekutif.
Antusiasme seluruh peserta membuat acara ini lebih bergemuruh dan menarik. Menurut peserta acara ini penting untuk menyampaikan ajaran utama Gus Dur mengenai demokrasi. Dimana hari ini, Indonesia sedang mengalami kemorosotan perihal demokrasi. Dan dengan acara ini, ada harapan untuk membersamai seluruh anak muda untuk memperbaiki kondisi demokrasi mulai dari sistem, penyelenggara, dan pemilih demokrasi.
“Acara ini sangat bermanfaat untuk teman-teman muda untuk membuka pikirannya kembali terkait demokrasi dan khususnya akan lebih menyiapkan diri lagi dalam pemilihan presiden kedepan. Mungkin kedepannya, teman-teman sekalian lebih paham dan turut mengawal bersama pemerintah terkait demokrasi,” tutur Zaneta salah satu peserta seminar terbuka ini.
Acara ini ditutup dengan permainan kahoot. Dimana seluruh peserta akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tersedia mengenai materi yang sudah dijelaskan oleh seluruh panitia acara. Peserta yang mendapat tiga podium teratas akan mendapat hadiah. Tentunya juga ditutup dengan foto bersama seluruh peserta, undangan, narasumber, dan panitia.(msa/su)