JAKARTA – Luar biasa, Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Barat (Jakbar) cetak sejarah, karena pertama kali di Indonesia telah berhasil menyelenggarakan sidang perwalian anak kelompok eentan dengan mengusung tema, “Tidak Persahabatan dan Tidak Ada Cinta, seperti Orang Tua untuk Anak” pada Jumat, (23/8/2024).
Kasi Penkum Kejati DKI Jakarta Syahron Hasibuan menyatakan bahwa telah dilaksanakan Penyerahan Akta/ Penetapan Perwalian Anak oleh kantor Jaksa Pengacara Negara (JPN) Kejaksaan Negeri Jakarta Barat bekerjasama dengan Pengadilan Agama Jakarta Barat serta Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat.
“Sidang Perwalian Anak ini diinisiasi oleh Dr. Rudi Margono. S.H., M.Hum selaku Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta dan dilaksanakan oleh Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Barat Hendri Antoro, merujuk pada Pasal 18 ayat (2) Undang-Undang Repubik Indonesia Nomor 11 tahun 2021 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan RI,” ujarnya dalam siaran pers pada Jumat (23/8/2024).
Menurut Syahron dalam hal ini untuk kepentingan umum, berkontribusi dalam upaya mendukung pemenuhan dan perlindungan hak anak. Khususnya dalam hal untuk memastikan hak keperdataan anak untuk mendapat wali yang sah bertindak berdasarkan Surat Kuasa Khusus (SKK) sebagai Jaksa Pengacara Negara untuk mengajukan permohonan pengangkatan wali anak dari Panti Sosial Bina Grahita.
“Terdapat 15 anak berkebutuhan khusus dari Panti Sosial Bina Grahita yang ditetapkan perwaliannya dalam kegiatan ini. 15 peserta tersebut dengan nama Septi, Jepri, Usep, Fadil, Didan, Farhan, Catur, Syawal, Nuri, Haikal, Jelo, Putra Wijaya, Tio, A. Rizki, dan Noval,” jelasnya.
Sebelumnya pada pukul 10.00 Wib di kantor Walikota Kota Admionistrasi Jakarta Barat lanjut Syahron telah dilaksanakan sidang perwalian anak kelompok rentan yang dipimpin oleh Kepala Seksi Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara Kejari Jakarta Barat, Anggara Hendra Setya Ali, SH, MH, LLM dan tim Jaksa Pengacara Negara Kejati DKI serta ketua Majelis Hakim Rahmat Amijaya, Hafifullah, Aminudin selaku anggota dari Pengadilan Agama Jakarta Barat.
“Kehadiran peran jaksa pengacara negara ini merupakan wujud pengejawantahan dari UUD 1945 pasal 34 ayat 1 “fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara” Perwalian merupakan hal yang penting bagi kelangsungan hidup seseorang khususnya anak terlantar yang belum bisa mengurus diri sendiri, baik dalam mengurus harta kekayaan maupun dalam mengurus keperluan hidupnya sendiri atau dengan istilah lain yakni anak yang belum bisa atau belum cakap bertindak hukum. Perwalian dapat dilakukan oleh seseorang atau badan hukum yang memenuhi persyaratan untuk dapat ditunjuk sebagai wali,” jelasnya.
Berdasarkan hal itu kata Syahron serangkaian kegiatan Perwalian telah dilaksanakan dari tanggal 13 Agustus mulai dari proses Permohonan Perwalian, Pengumpulan dan Verifikasi Dokumen, Pendaftaran Perwalian ke Pengadilan Agama, dan puncak kegiatannya Sidang Perwalian Anak Kelompok Rentan yang dilaksanakan pada hari ini.
“Kegiatan ini di harapkan dapat melindungi anak-anak yang orang tuanya tidak ada atau terlantar, serta memastikan kedudukan hukum yang kuat terhadap wali yang ditunjuk,” pungkasnya. (Amris)