SIDOARJO – Biasanya Festival Munali Patah digelar 2 tahun sekali oleh Dewan Kesenian Sidoarjo (Dekesda) untuk menampilkan pelbagai kesenian khas Sidoarjo. Mulai tahun 2024 ini berbeda. Tim pengabdian masyarakat Umsida mendukung semangat Dekesda bersama seniman-budayawan Sidoarjo untuk menggelar kegiatan seni tersebut setahun sekali.
Ribut Wijoto ketua umum Dekesda menyambut baik dukungan Pengabdian Berbazis Wilayah Kemendikbudristek yang mempercayakan hibahnya kepada dosen-dosen Umsida (Universitas Muhammadiyah Sidoarjo) dan Unhassy (Universitas Hasyim Asy’ari Tebu Ireng Jombang) sampai tahun kedua ini. Ribut menegaskan. “Dosen-dosen Umsida dan Unhassy ini telah membantu kami untuk mewujudkan Sidoarjo sebagai kota budaya, tahun lalu telah mendukung Festival Bandeng Asap dan tahun ini telah mendukung Festival Munali Patah,” ujarnya.
“Festival Bandeng Asap yang biasanya 2 tahun sekali kini akan diadakan setiap tahun, tahun 2023 telah dilaksanakan Oktober 2024 ini juga akan digelar lagi, dosen-dosen baik tersebut juga sangat mendukung Festival Munali Patah diadakan lagi tahun 2025 nanti,” tambahnya.
Tahun 2024 ini digelar di Desa Banjar Kemantren Sidoarjo. Panggung seni yang menampilkan seni-seni asli generasi Sidoarjo dan penganugerahan bagi tokoh-tokoh yang telah berdedikasi untuk pemajuan seni budaya Sidoarjo. Rangkaian Festival Munali Patah ini terselengggara mulai Sarasehan Budaya Munali Patah tanggal 9 September 2024, Ziarah Tumpengan Doa Munali Patah 13 September 2024, dan Puncak Malam Anugerah Munali Patah Sabtu 14 September 2024. Anugerah Munali Patah 2024 ini diberikan kepada 3 tokoh penggerak seni budaya: Widodo Basuki kategori ‘seniman berprestasi’, Ali Aspandi kategori ‘pegiat seni budaya’, dan Pringgo Jati Rahmanu kategori ‘seniman muda berprestasi’.
Vidya Mandarani ketua Pengabdian Berbazis Wilayah mengatakan kegiatan tahun kedua ini semakin menarik, “tahun lalu kami membantu konsep dan terbentuknya Panggung Dardanella, Galeri Seni, dan Studio Podcast, dari kegiatan-kegiatan tersebut tercipta karya-karya seni khas Siodoarjo dan kini banyak ditampilkan di Festival Munali Patah,” ungkpanya.
Kegiatan tersebut juga sangat didukung oleh Pemerintah Desa Banjar Kemantren, Karang Taruna, dan Komunitas Kabut Malam komunitas seni pemuda pemudi Banjar Kemantren yang ingin mewujudkan desanya menjadi desa budaya Munali Patah. Munali Patah adalah budayawan asli Sidoarjo yang telah menciptakan udheng pacul gowang (ikat kepala khas Sidoarjo), Remo Munali Patah khas Sidoarjo, juga penggerak seni tradisional Ludruk.
Pengabdian Berbazis Wilayah Kemendikbudristek dengan sistem BIMA telah mendukung pendanaan pengabdian masyarakat dosen Umsida dan Unhassy (Vidya Mandarani, Ali Akbar, Detak Prapanca, dan Raras Havidasari) kegiatan multi tahun mulai 2023 sampai 2025. Pengabdian ini berjudul “Science Techno Park: Eksistensi Seni Kahuripan Bagi 1000 Warga Sidoarjo: Strategi, Eksekusi, Promosi Bagi Wayang Kulit Dan Macapat Gagrag Porongan, Tari Jenggala, Dan Kearifan Lokal Sidoarjo”. Sampai tahun kedua ini produktivitas dan kreativitas seni di Sidoarjo telah banyak mengalami peningkatan. Kegiatan seni di Dewan Kesenian Sidoarjo dan sekitarnya rutin terjadi, dalam 1 bulan minimal ada 10 kegiatan seni yang terus terselenggara.(js/msa)