MALANG – Tim pengabdian dari farmasi Universitas Muhammadiyah Malang, Indonesia yang terdiri dari Dosen Farmasi yaitu Nailis Syifa’, apt, S.Farm., M.Sc., PhD., serta sepuluh mahasiswa yaitu Galuh Aprilia, Iin Hiqmathul Risqi, Nesha Elcyra Agustin, Mazaya Febinazhira Mirza, Qurrotul Aini Hasan, Laela Jelita Safitriana, Izzatul Fikriyah, Nurliva Maulidya Fazha, Kholifah Syafira, Nazhirah Rahma Aulia melakukan penyuluhan dengan bekerja sama dengan SMA Muhammadiyah 3 Batu pada tanggal 17 Desember 2024 tentang kesehatan mental dan penyalahgunaan obat psikofarmaka.
Ketua kelompok, Iin Hiqmathul Risqi, mengatakan penyuluhan ini mengambil sasaran kepada remaja SMA Muhammadiyah 3 Batu. Para tim penyuluhan memberikan pretest dan materi tentang apa itu kesehatan mental, obat psikofarmaka, stigma, faktor penyebab, akibat dari gangguan, cara mencegah, penggunaan obat, efek samping obat, peran sekolah, masyarakat dan keluarga, upaya pengobatan dan terapi kesehatan mental.
“Kegiatan ini merupakan penyuluhan tentang kesehatan mental dan penyalahgunaan obat psikofarmaka, dimana obat tersebut memiliki efek samping yang fatal karena merupakan obat yang tidak diperjualbelikan secara bebas. Program ini merupakan kerjasama antara mahasiswa farmasi UMM dan SMA Muhammadiyah 3 Batu untuk memberikan informasi pentingnya kesehatan mental pada remaja,” kata Iin Hiqmathul Risqi.
Risqi menambahkan dengan adanya kegiatan penyuluhan kepada siswa SMA Muhammadiyah 3 Batu diharapkan kedepannya para siswa bisa menghindari pemakaian obat-obatan khususnya psikofarmaka yang berdampak jangka panjang serta bisa berakibat fatal serta para siswa diajak untuk berpartisipasi dalam menulis pohon harapan tentang bagaimana langkah untuk menjaga kesehatan mental di sekolah. Tim penyuluh juga akan memberikan kuis berhadiah juga post test kepada siswa dan siswi.
“Harapan kedepannya para siswa bisa memilah obat-obatan yang digunakan khususnya jenis obat psikofarmaka dan pada kesempatan ini kita mengajak untuk berpartisipasi dalam menulis pohon harapan serta kuis dengan hadiah beragam,” tambahnya
Pihak sekolah, yang diwakili oleh salah satu siswa bernama Hadi merasa kegiatan ini sangat bermanfaat untuk mereka dalam mengendalikan emosi dan mengenal obat psikofarmaka. Dan penyuluhan seperti ini membuka wawasan siswa tentang pentingnya menjaga kesehatan mental serta bahaya penyalahgunaan obat-obatan.
“Kegiatan ini membantu lebih memahami bagaimana mengelola stres dan emosi di lingkungan sekolah, serta memberi informasi tentang obat psikofarmaka yang sering disalahgunakan. Kami berharap kegiatan seperti ini bisa terus dilakukan agar semakin banyak siswa yang sadar akan kesehatan mental,” ujar Hadi.
Ke depan, kegiatan kolaborasi ini diharapkan dapat tetap terjalin dua arah untuk memberikan informasi kesehatan yang relevan dan mendidik kepada para siswa, khususnya terkait kesehatan mental dan bahaya penyalahgunaan obat. (msa)