PASURUAN – Saat ini sedang viral lagu-lagu berbahasa Arab yang dipakai sholawat ternyata setelah diartikan ke Bahasa Indonesia ternyata artinya jauh sekali dari doa, pujian, dan cinta kepada Nabi Muhammad SAW sebagai ibadah kepada Allah SWT. Hal ini bisa dilihat dari beberapa penampilan grup yang melantunkan sholawat dan viral di jagad maya.

Ustad M. Minanur Rohman Pengasuh Majelis Thoriqul Huda Sumbertumpuk Gununggangsir Beji Pasuruan
mengatakan kami prihatin sekali melihat hal seperti ini karena musisi yang melantunkan lagu-lagu tersebut tidak mengerti akan makna yang terkandung di dalamnya. Hal seperti itu biasanya mereka yang melihat sisi nadanya aja tanpa mempelajari maknanya secara mendalam beda dengan santri yang grup musiknya langsung di pantau oleh kyainya, mereka pasti di tunjukkan ini lagu maknanya apa dan kalaulah terkait percintaan arah cintanya di arahkan ke Allah, Rasulullah SAW atau Waliyullah.

“Kami prihatin sekali dengan kejadian seperti ini. Karena melantunkan lagu yang tidak mengerti artinya sehingga melenceng jauh sekali dari acara religius,” kata Ustad M. Minanur Rohman.

“Saat ini banyak grup sholawat yang bisa dikatakan tidak ada pembimbingnya dalam artian pembimbing yang tidak mengerti akan makna lagu tersebut,” tambahnya.


Pak ustad menjelaskan harapan kedepannya diadakan sarasehan atau pelatihan atau seminar bagi pimpinan grup-grup sholawat untuk di pahamkan tentang lagu yang mereka lantunkan. Hal ini bisa digagas Kemenag, NU atau lembaga yang lainnya sehingga melantunkan lagu itu dengan penghayatan dan mengerti makna lagu tersebut sesuai dengan maknanya dengan cara belajarlah artinya sebelum menyanyi.

“Kedepannya diadakan Sarasehan atau pelatihan untuk memahami akan makna suatu lagu sehingga tidak terjadi kesalahan yang fatal,” jelas pak Ustad.

Okta Malinda salah satu mahasiswi Perguruan Tinggi di Palembang mengatakan sebagai generasi muda sangat prihatin sekali melihat perkembangan yang ada saat ini terkait lagu-lagu berbahasa Arab maknanya tidak Islami tapi dilantunkan saat pengajian atau kegiatan religi.

Okta menambahkan seharusnya sebelum melantunkan lagu tersebut penyanyi mengerti dan memahami makna lagu tersebut sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan seperti saat ini.

“Amat sangat prihatin sekali lagu-lagu yang dilantunkan di acara religius ternyata maknanya tidak sesuai dengan kegiatan religi,” kata Okta Malinda.

“Pelajari makna dari lagu tersebut sehingga tidak terjadi kesalahan yang fatal seperti yang terjadi saat ini,” tambahnya.

(msa)