KOTA BEKASI – Gelaran acara Hari Ulang Tahun (HUT) Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) dan Hari Pekerja Indonesia (Harpekindo) ke 52 tahun 2025, berjalan meriah dan kondusif yang hadir semua pengurus ketua dan anggota bergembira ria bersama di iring vokalis papan atas. di Komplek Pemerintah Perkantoran No. 1 Marga Jaya Bekasi Selatan Kota Bekasi Jawa Barat, Jum’at (21/02/25).
Bersama kegiatan HUT SPSI serta Harpekindo, dalam nilai nilai perjuangan untuk kepemimpinan yang baru Bupati maupun Wali Kota Bekasi supaya Pemerintah dan kepemimpinannya agar lebih bekerjasama dengan SPSI, untuk meningkatkan kualitan pekerja dan meningkatkan Industri kedepan.
“SPSI dan HARPEKINDO kedepannya akan meningkatkan Sumberdaya manusia (SDM) untuk meningkatkan kualitas pekerja dan Industrial juga pemerintah daerah atau Wali Kota Terpilih agar dapat kucuran dana dari APBD tahun anggaran 2025 – 2026,” ungkap R. Abdullah Ketua SPSI kabupaten/Kota Bekasi.
Sekaligus menyiapkan dan meningkatkan kualitas pekerja, pendidikan serikat pekerja maupun HRD agar beban kedepan lebih baik lagi pendidikan semacam ini supaya terujud dan harmonisasi antara pekerja dan Industri terus ditingkatkan, kesejahteraan dan kesehatan.
“BPJS, supaya lebih kerjamanya untuk kepesertaan dan sekarang ini perlu didorong dan ditingkatkan agar semua perusahaan menjadi pesertanya,” ujar Ketua SPSI dan Harkindo.
Targetnya adalah, berupaya beban perindustrian di Kabupaten dan Kota Bekasi lebih damai dan kondusif sejahtera dan lebih ditingkatkan Produksi juga Produktivitas, diharapkan pemerintah bisa berinvestasi bisa berkembang di Kota Bekasi.
“Semoga, peluang pekerjaan semangkin mudah akan mengurangi pengangguran dan lainnya diperlukan sinergitas antara Pemerintah daerah dan SPSI, menciptakan suasana supaya Investor hadir atau masuk ke Kota Bekasi,” harap R Abdullah
SPSI dan Harkindo, perlu keselarasan dan penyelarasan program pemerintah dengan ini Wali Kota Bekasi program kerja dalam rangka tingkatkan ketenaga kerjaan karena memang kurang perhatian, dianggap tenaga kerja itu tidak kerja sudah cukup padahal seharusnya dididik atau diberi. (Fth/Uung)