SEMARANG – Ravaya Spektakel merupakan Pentas Kolaborasi Sendratari berdasarkan hasil dari evaluasi dan kesuksesan acara seni sebelumnya yang telah di selenggarakan di SMA Kristen Yayasan Sekolah Kristen Indonesia (YSKI) tahun 2024. Berdasarkan tanggapan positif dan antusiasme yang tinggi dari para siswa, merasa terdorong untuk menghadirkan sebuah produksi yang lebih besar dan lebih memukau pada tahun 2025.
Acara ini direncanakan sebagai kolaborasi penilaian ujian praktik mata pelajaran seni budaya (tari, musik dan rupa) serta Bahasa Jawa. Melalui proses kreatif yang mereka buat, diharapkan dapat menghasilkan karya yang inovatif dan menginspirasi, serta memberikan ruang untuk berkreasi dan berekspresi. Pentas kolaborasi ini tidak hanya bertujuan untuk merayakan kekayaan seni budaya , tetapi juga sebagai platform untuk mempromosikan inovasi dalam seni pertunjukan.
Acara di tahun ini juga akan dikolaborasikan dengan acara Penerimaan Siswa Baru (PSB) untuk menarik minat orang luar supaya dapat lebih mengenal SMA Kristen YSKI dan dapat bergabung bersama dengan keluarga besar SMA Kristen YSKI.
Veronika Mayangsari, S.Psi., M.Si. kepala sekolah YSKI pada Sabtu (22/02/2025), mengatakan ini adalah projek kolaborasi sebagai penilaian kelulusan bagi anak-anak kelas 12. kami ingin anak-anak ini mereka belajar banyak hal artinya mereka sedang belajar manajemen pertunjukan dan tidak hanya manajemen pertunjukan tetapi juga manajemen di dalam proses sebuah tim mereka, belajar menjadi satu tim belajar mengelola emosi mereka, belajar problem solving mereka, belajar berinisiatif mereka, belajar berintegritas jujur dan juga mereka belajar bahwa sesuatu itu harus dilandasi dengan proses bukan semata-mata langsung produk hasil bagus tetapi prosesnya yang itu harus anak-anak tekankan di situ jadi ini adalah apresiasi kami kepada anak-anak kelas 12 supaya mereka bisa mengenang masa-masa SMA tidak hanya mungkin hura-hura dan lain-lain tetapi mereka punya sesuatu yang dikenang pembelajaran soft skill yang baik.
“Acara ini merupakan projek kolaborasi untuk penilaian kelulusan anak-anak kelas 12 dengan belajar banyak hal seperti manajemen pertunjukan, proses sebuah tim, pronlem soving da nlainnya,” kata Veronika.
“Setiap tahun kita selalu mengadakan kegiatan seperti ini tapi bersifat intern. Untuk tahun ini baru kita mengadakan secara eksternal dan memberikan apresiasi kepada anak-anak serta mengenalkan budaya Nusantara itu indah dan bisa menceritakan kepada generasi selanjutnya,” tambahnya.
Menurutnya, kegiatan ini yang baru yang pertama kali sebetulnya penilaian project seni budaya sendiri sudah setiap tahun tetapi diselenggarakan secara intern. Untuk tahun ini kami memang ingin memberi apresiasi tadi kepada anak-anak dan juga mengenalkan kepada anak-anak bahwa budaya Indonesia itu indah dan mereka juga nantinya akan menceritakan ini kepada anak cucu mereka kelak. “Setiap kegiatan kami lakukan evaluasi jadi setelah ini kami akan evaluasi. Apakah kegiatan ini banyak positifnya harapan kami kami bisa mengadakan acara ini kembali di tahun yang akan datang dan tahun-tahun selanjutnya begitu,” ujarnya.
Para pemain adalah anak-anak generasi Z atau generasi milenial mereka harus tetap harus tahu dan mereka harus tetap mengerti bahkan mereka percaya diri atau mereka bangga terhadap cerita-cerita dari negara kita Indonesia mungkin tidak hanya tiga cerita tetapi sebenarnya ada banyak sekali cerita tetapi memang kami mengusung tiga cerita.
Harapannya anak-anak generasi milenial tetap terus mempertahankan budaya Indonesia meskipun nanti kelak mereka akan tinggal di manapun bahkan mungkin di luar negara kita sekalipun budaya itu seharusnya mengakar dan mendarah daging di hati anak-anak. Mereka cinta budaya sehinga bangga menjadi bangsa Indonesia bagi generasi milenial mencintai budaya adalah juga mencintai diri kita sendiri dengan budaya kita bangga dengan diri kita maka ke depan untuk kita melakukan sesuatu itu pasti kita akan menjadi lebih baik.
“Bangga terhadap budaya merupakan salah satu modal kita untuk bisa maju untuk bisa fokus ke masa depan,” tuturnya.
“Para adalah generasi milenial tentunya harus mengerti dan bangga akan budaya Nusantara yang beraneka ragam serta bisa mempertahankan bahkan mengembangkan serta mandarah daging,” kata Veronika.
Agus Rumanto, S.P., M.Pd. Plt Kasi SMA & SLB Cabang Dinas Wilayah I mengatakan saya sangat mengapresiasi kepada SMA Kristen YSKI. Acara ini sangat luar biasa sekali dengan adanya mata pelajaran seni budaya para peserta didik bisa mengekspresikan dan mengembangkan inovasi dan kreativitas anak anak atau peserta didik di SMA ini sehingga beliau termasuk mengkolaborasikan budaya-budaya yang ada di Jawa Tengah pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.
“Suatu apresiasi sangat luar cabang dinas kepada sekolah SMA Kristen YSKI dengan adanya kegiatan ini yang bisa bisa mengekspresikan dan mengembangkan inovasi dan kreativitas siswa,” kata Agus Rumanto.
“Para siswa masih dalam proses pembelajaran tentang budaya Nusantara tapi sudah bisa menampilkan Serita rakyat seperti cerita Panji Asmara Bangun, Lutung Kasarung dan Jaka tarub dengan sangat baik sekali,” jelasnya.
Agus Rumanto mengatakan bahwa ini luar biasa anak-anak ini karena masih proses pembelajaran dan masih harus banyak belajar tentang budaya-budaya yang ada di Jawa Tengah khususnya dan Indonesia pada umumnya. Sehingga peserta didik ini butuh pendampingan atau coach atau butuh awalan dari bapak ibu gurunya terutama mapel seni budaya agar peserta didik ini memahami budaya-budaya yang ada di sekitarnya dan seluruh Nusantara seperti yang ditampilkan tadi itu cerita rakyat Nusantara yaitu mengenai Joko Tarub.
“Ini mengembangkan kreativitas, inovasi peserta didik itu bisa memberikan suatu ekspresi yang beliau bisa bermakna karena dengan adanya kegiatan seni budaya ini peserta didik bisa memahami alur cerita awal sampai akhir dan bisa bermakna bahkan berinovasi lebih cantik dan lebih indah,” tandasnya. (mas)