SURABAYA – Konsepsi Patriotisme menurut Bung Karno memaknai patriotisme bukan sekadar cinta tanah air secara emosional, tetapi sebagai keterlibatan aktif dalam perjuangan membela, membangun, dan mempertahankan bangsa dan negara. Wujud cinta tanah air terhadap bangsa dan negara dinyatakan melalui kontribusi nyata, bukan sebatas retorika. Kepedulian terhadap masalah sosial, ekonomi, lingkungan, dan budaya masyarakat. Kesediaan untuk terlibat aktif membangun desa, daerah tertinggal, dan komunitas marginal.

Dia Puspitasari,S.Sosio.,M.Si dosen ilmu komunikasi Untag Surabaya, Sabtu (17/5 2025) mengatakan inilah kontekstualisasi KKN UNTAG Surabaya, tentu dengan tema “Penerapan Inovasi dan Teknologi Tepat Guna Mendukung Pencapaian SDGs Desa. Diharapkan mahasiswa mampu mengimplementasikan Kuliah Kerja Nyata (KKN) bukan sekadar pengabdian masyarakat belaka, tetapi juga bentuk konkret dari patriotisme mahasiswa. Sebagaimana Bung Karno menyebut generasi muda sebagai “pemilik masa depan bangsa”. Catur Dharma sebagai pilar berbasis keilmuan oleh mahasiswa UNTAG Surabaya bagi masyarakat merupakan wujud patriotisme. Dikatakannya, unsur-unsur Patriotisme menurut Bung Karno memiliki beberapa karakteristik yakni:
1. Cinta tanah air, bahwa cinta yang diwujudkan dalam tindakan nyata membela bangsa dan negara.
2. Kesediaan berkorban, bukan hanya berkorban nyawa, tetapi juga tenaga, pikiran, dan harta demi kepentingan bangsa dan negara.
3. Kesatuan dan persatuan, bahwa Bung Karno menekankan pentingnya persatuan nasional sebagai fondasi perjuangan.
4. Anti kolonialisme dan anti imperialisme, patriotisme berarti menolak segala bentuk penjajahan dan eksploitasi asing.
5. Gotong royong dan nasionalisme kolektif, patriotisme Bung Karno tidak individualistik, tetapi berbasis pada kekuatan kolektif rakyat,” ungkapnya.

 

KKN bukan hanya bagian dari kurikulum perguruan tinggi, tetapi juga ruang latihan patriotisme generasi muda. Dengan semangat Trisakti Bung Karno berdaulat, berdikari, dan berkepribadian mahasiswa dapat menjadi agen perubahan dalam membangun Indonesia dari desa. “Keterlibatan aktif mahasiswa dalam KKN UNTAG Surabaya dengan tema “Penerapan Inovasi dan Teknologi Tepat Guna Mendukung Pencapaian SDGs Desa” mencerminkan cinta tanah air dalam aksi nyata. Dalam pidato-pidatonya, Bung Karno jelas menekankan bahwa patriotisme bukan sebatas konsepsi abstrak melainkan :

“Patriotisme kita bukan hanya bersenjatakan bambu runcing, tetapi juga semangat jiwa yang besar, semangat untuk merdeka, semangat untuk berdikari.”(Pidato BK pada momentum Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945)”, tambahnya.

Implementasi Patriotisme dalam Masyarakat melalui KKN UNTAG Surabaya seperti yang Bung Karno katakan bahwa Pancasila adalah “jiwa besar bangsa Indonesia”, dan menerapkannya dalam kehidupan sosial politik adalah bentuk tertinggi patriotisme. Secara historis, implementasi patriotisme berdasarkan periode di Indonesia sebagai berikut: Masa Perjuangan Kemerdekaan, Bangsa Indonesia menunjukkan patriotisme dengan ikut bergerilya, menyumbang logistik, hingga mendukung diplomasi. Manifestasi patriotisme dalam bentuk aksi boikot terhadap produk Belanda, semangat mempertahankan kemerdekaan saat Agresi Militer Belanda. Masa Orde Lama, dengan membangun jati diri bangsa melalui program “Berdikari” (berdiri di atas kaki sendiri) adalah manifestasi patriotisme ekonomi ala Bung Karno.

“Lebih lengkap bagaimana konsepsi Tri Sakti ala BK memiliki kaitan erat dengan patriotisme, karena ketiganya menekankan kedaulatan, kemandirian, dan kepribadian bangsa, yang merupakan inti dari cinta tanah air dalam praktik nyata. Gerakan seperti Revolusi Mental dan Nasakom (Nasionalisme, Agama, dan Komunisme) juga upaya memadukan kekuatan rakyat sebagai modal persatuan dan kesatuan. Berikut : Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.” (Pidato BK pada momentum HUT RI 1963),” pungkasnya.
(msa)

Loading